Kereta Api

tut tut siapa hendak ikut?
ke Bandung, Surabaya
... (lupa) naik dengan percuma
ayo kawanku lekas naik
kereta ku tak berhenti lama

g yakin kalo bocah-bocah Indonesia skarang masih nyanyi lagu ini (hapal ja g jamin hehehe)
sedih emang

Waktu kecil dulu, kami, anak-anak yang lahir di akhir 80-an dan awal 90-an, tak sempat mencicipi naik kereta api yang bisa mengangkut manusia, saat itu hanya batubara lah yang diangkut dari Sawahlunto menuju Padang. Seiring dengan habisnya batubara di tambang permukaan, kereta pembawa batubara dihentikan operasinya, dan para pekerjanya terpaksa dipensiunkan atau dipindahtugaskan ke Pulau Jawa.

Kenapa tidak ada kereta api yang mengangkut manusia? Nenek kami pernah bercerita smw ini ada kaitannya dengan jaman PKI dan kalo tidak salah dengar dengan PRRI. Jadilah pemandangan di atas Lembah Anai adalah kereta itam pa-angkuik baro.

Belakangan ini, Kepala kereta yang sudah dipensiunkan itu, dipanggil pulang ke Ranah Minang. Mak Itam pulang kampuang sampai ada acara penyambutannya.

Dari ceritanya, Mak Itam didisain khusus agar mudah melewati rel kereta di sepanjang Sawahlunto, Padang Panjang, Danau Singkarak, Solok, dan Padang, yang berliku naik-turun, sehingga keretanya harus bergigi khusus agar tidak mudah jatuh saat di lintasan miring.

Tiap pulang lebaran, kami melewati stasiun tempat naik kereta yang sekarang menjadi kereta wisata mengangkut orang. Melintasi kembali Danau Singkarak, menjadi latar bagus foto untuk Lembah Anai, menikmati deburan ombak saat melewati dekat pantai di Pariaman. Semoga pulang Lebaran ini, kami berkesempatan untuk menaikinya. Ditemani Mak Itam bakuliliang.

Comments

Popular Posts