Sebuah Perlawanan Kapitalisme Pendidikan dari Daerah

Beberapa tahun belakangan ini, mungkin sejak ada istilah BHMN atau BHP, masuk kuliah ke PTN favorit menjadi mahal. Yah, memang ada harga ada kualitas, dengan fasilitas perpus lengkap hingga lab yang sudah terakreditasi. Selain itu juga ada pengecualian dan beasiswa, namun tetap saja uang yang berkuasa. Sampai ada komentar berani bayar berapa biar masuk? (Kalau ini yang ini tidak hanya tingkat perguruan tinggi, tapi juga sekolah favorit). Bukti lainnya? Lapangan parkir diperluas bahkan menggusur lapangan olahraga. Biaya tidak hanya uang masuk, bagaimana dengan buku atau diktat pelajaran yang juga dikomersialisasikan? Padahal pendidikan adalah hak setiap warga negara kan ya (deu).

Nun jauh di sana, naik kereta semalam dan sepagi, Saya ingat pernah mengunjungi daerah yang dijuluki Kampung Inggris. Tanpa bantuan, subsidi dana dari Dinas Pendidikan, sekitar 60 tempat kursus hidup, berdiri dan mengobati penyakit dan kendala mempelajari Bahasa Inggris anak-anak (dan dewasa) dari seluruh pelosok negeri. Dengan sistem LKS saja di sekolah, tentu saja tidak akan membuat kita mengerti grammar apalagi lancar ngomong. Saat ini, lingkungan pendidikan ataupun pekerjaan menuntut kita untuk bisa Bahasa Inggris bahkan terkadang lulus dengan nilai tertentu untuk TOEFL, TOEIC IELTS dan lainnya.
Maka, Thanks God, Alhamdulillah, We have Pare to escape and learn English more.

Dibanding les-lesan ternama seperti EF, TBI atau LIA dan tidak di semua tempat ada, harga kursus di Pare sungguh sangat ramah di dompet (di luar waktu dan jauhnya tempat). Beda fasilitas tidak masalah, apalah artinya duduk bersila kalau TOEFL bisa 550 iya g? Semua orang bisa belajar Bahasa Inggris dari dasar hingga level ujian internasional itu. Jadi, kalau ada waktu, dana dan kesempatan, belajar Bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare, Kediri bisa jadi pilihan.

Terinspirasi dari perbincangan di Writing Class Elfast, Mr Andre

Comments

Popular Posts